top of page
Stations-at-the-cross-set_edited_edited_
Jalan Salib
Doa Jalan salib untuk Arwah

Jalan Salib menggambarkan perjalanan sengsara yang dilakukan Yesus Kristus membawa salib untuk wafat di Kalvari. Gereja mengajarkan bahwa arwah di Api Penyucian mengalami penderitaan dalam menjalani proses pemurnian mereka. Dengan berdoa dan melakukan pengorbanan bagi Jiwa-Jiwa Suci, kita diberi daya yang luar biasa dan hak istimewa untuk membebaskan mereka dari rasa sakit dan agar segera dapat berbahagia di Surga. Sebagai rasa terima kasih mereka akan memberikan berkah yang tak terhitung jumlahnya. Semoga aliran belas kasihan mengalir dari kita untuk Jiwa-Jiwa Suci di Api Penyucian.

​

Berikut adalah beberapa rumusan doa jalan salib yang dapat didaraskan untuk arwah kaum beriman:

​

previewvialucissq_edited.png
Doa Jalan Cahaya untuk Arwah

 

Jalan Cahaya (Via Lucis) adalah perjalanan bersama Tuhan Yang Bangkit.

Misteri Paskah adalah pusat kehidupan Kristus yang memilik dua yaitu fase wafat dan fase kebangkitan. Meditasi populer dari fase pertama (Wafat Kristus) adalah Jalan Salib. Meditasi populer dari fase kedua yaitu Kebangiktan Kristus muncul melalui Jalan Cahaya (Via Lucis).

Jalan Cahaya serupa dengan Jalan Salib memiliki empat belas perhentian, yang berjalan sesuai dengan kitab suci dimulai dengan Makam Kosong yaitu tanda pertama kebangkitan, hingga Pentakosta.

Jalan Cahaya (Via Lucis) merupakan cara untuk mengungkapkan kegembiraan Paskah dengan merayakan saat paling membahagiakan dalam tahun liturgi Kristen selama lima puluh hari dari Paskah (kebangkitan) hingga Pentakosta (Turunnya Roh Kudus).

 

Sejarah dan Penjelasan Tentang Devosi Jalan Cahaya

Gagasan untuk menggambarkan Jalan Cahaya diilhami oleh prasasti kuno yang ditemukan di dinding Katakombe San Callisto di Appian Way di Roma. Pemakaman ini dinamai Saint Callistus yaitu seorang budak yang akhirnya menjadi Paus ke-16 (217-222). Prasasti yang ditemukan di Saint Callistus berasal dari surat pertama Rasul Paul kepada gereja di Korintus (sekitar 56 M), sebagai tanggapan atas laporan bahwa beberapa anggota menyangkal Kebangkitan. Pernyataan lengkap dalam surat itu ada dalam 1 Korintus 15:3-8:
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Pada tahun 1990-an, Pastor Sabino Palumbieri, seorang imam Salesian di Roma, membantu mengembangkan gagasan untuk menggabungkan peristiwa-peristiwa yang disebutkan dalam prasasti Santo Callistus dengan peristiwa-peristiwa pasca-Kebangkitan lainnya dengan membuat satu rangkaian perhentian baru yaitu Perhentian Kebangkitan. Perhentian-perhentian baru ini menekankan aspek positif dan penuh harapan dari kisah Kristiani yang juga nampak di Jalan Salib, tetapi tidak begitu nyata karena sisinya yang berliku-liku.  Jalan Cahaya ini, berfungsi sebagai pelengkap Jalan Salib dengan susunan dari empat belas perhentian sejajar dengan empat belas Perhentian Salib.

Pengakuan dari Vatikan untuk Devosi Jalan Cahaya

Devosi ini telah mendapat pengakuan resmi dari Dikasteri Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen (Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments). Jalan Cahaya terdaftar (#153) dalam Direktori tentang Kesalehan Populer dan Liturgi (Directory on Popular Piety and the Liturgy): (Desember 2001):

Kebiasaan saleh yang disebut Jalan Cahaya telah berkembang dan menyebar ke banyak daerah dalam beberapa tahun terakhir. Mengikuti model Jalan Salib, orang-orang beriman melakukan prosesi / perjalanan sambil merenungkan berbagai penampakan Yesus -dari Kebangkitan hingga Kenaikannya - di mana Ia menunjukkan kemuliaan-Nya kepada para murid yang menunggu kedatangan Roh Kudus (bdk. Yoh 14, 26; 16, 13-15; Lukas: 24, 49), memperkuat iman mereka, menyelesaikan pengajarannya tentang Kerajaan dan lebih dekat mendefinisikan struktur sakramental dan hierarki Gereja.

Melalui Jalan Cahaya, umat beriman mengenang peristiwa sentral iman - kebangkitan Kristus - dan pemuridan mereka berdasarkan Pembaptisan, sakramen kebangkitan yang dengannya umat beriman telah berpindah dari kegelapan dosa ke pancaran cahaya rahmat yang terang. (lih. Kolose 1, 13; Efesus 5, 8).

Selama berabad-abad Jalan Salib melibatkan umat beriman pada momen pertama peristiwa Paskah, yaitu Sengsara, dan membantu menetapkan aspek terpentingnya dalam kesadaran mereka. Secara analogi, Jalan Cahaya, saat dirayakan dengan setia menurut teks Injil, dapat menyampaikan dengan efektif pemahaman yang hidup pada umat beriman akan momen kedua peristiwa Paskah, yaitu Kebangkitan Tuhan.

Jalan Cahaya berpotensi menjadi pengajaran iman yang sangat baik, karena ungkapan "per crucem ad lucem (melalui salib menuju terang) ". Menggunakan metafora perjalanan, Jalan Cahaya bergerak dari pengalaman penderitaan, yang dalam rencana Tuhan adalah bagian dari hidup manusia, menuju harapan untuk sampai pada tujuan sejati manusia yaitu pembebasan, kegembiraan, dan kedamaian, yang pada hakekatnya adalah nilai-nilai Paskah.

Jalan Cahaya adalah stimulus potensial untuk pemulihan "budaya kehidupan" yang terbuka pada harapan dan kepastian yang ditawarkan oleh iman, dalam masyarakat yang sering makin terpengaruh oleh "budaya kematian", keputusasaan, dan nihilisme.

​

Berikut adalah beberapa rumusan doa jalan cahaya yang dapat didaraskan pada masa Paskah untuk arwah kaum beriman:

bottom of page