top of page
Stations-at-the-cross-set_edited_edited_
Jalan Salib
Prayer of the Way of the Cross for the Spirits

The Way of the Cross describes the miserable journey that Jesus Christ made to carry the cross to die on Calvary. The Church teaches that the spirits in Purgatory experience suffering in their purification process. By praying and making sacrifices for the Holy Souls, we are given a tremendous power and privilege to free them from pain and so that they can soon be happy in Heaven. In gratitude they would give countless blessings. May streams of mercy flow from us to the Holy Souls in Purgatory.

previewvialucissq_edited.png
Prayer of the Way of the Cross for the Spirits

The Way of the Cross describes the miserable journey that Jesus Christ made to carry the cross to die on Calvary. The Church teaches that the spirits in Purgatory experience suffering in their purification process. By praying and making sacrifices for the Holy Souls, we are given a tremendous power and privilege to free them from pain and so that they can soon be happy in Heaven. In gratitude they would give countless blessings. May streams of mercy flow from us to the Holy Souls in Purgatory.

 

Sejarah dan Penjelasan Tentang Devosi Jalan Cahaya

Gagasan untuk menggambarkan Jalan Cahaya diilhami oleh prasasti kuno yang ditemukan di dinding Katakombe San Callisto di Appian Way di Roma. Pemakaman ini dinamai Saint Callistus yaitu seorang budak yang akhirnya menjadi Paus ke-16 (217-222). Prasasti yang ditemukan di Saint Callistus berasal dari surat pertama Rasul Paul kepada gereja di Korintus (sekitar 56 M), sebagai tanggapan atas laporan bahwa beberapa anggota menyangkal Kebangkitan. Pernyataan lengkap dalam surat itu ada dalam 1 Korintus 15:3-8:
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Pada tahun 1990-an, Pastor Sabino Palumbieri, seorang imam Salesian di Roma, membantu mengembangkan gagasan untuk menggabungkan peristiwa-peristiwa yang disebutkan dalam prasasti Santo Callistus dengan peristiwa-peristiwa pasca-Kebangkitan lainnya dengan membuat satu rangkaian perhentian baru yaitu Perhentian Kebangkitan. Perhentian-perhentian baru ini menekankan aspek positif dan penuh harapan dari kisah Kristiani yang juga nampak di Jalan Salib, tetapi tidak begitu nyata karena sisinya yang berliku-liku.  Jalan Cahaya ini, berfungsi sebagai pelengkap Jalan Salib dengan susunan dari empat belas perhentian sejajar dengan empat belas Perhentian Salib.

Pengakuan dari Vatikan untuk Devosi Jalan Cahaya

Devosi ini telah mendapat pengakuan resmi dari Dikasteri Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen (Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments). Jalan Cahaya terdaftar (#153) dalam Direktori tentang Kesalehan Populer dan Liturgi (Directory on Popular Piety and the Liturgy): (Desember 2001):

Kebiasaan saleh yang disebut Jalan Cahaya telah berkembang dan menyebar ke banyak daerah dalam beberapa tahun terakhir. Mengikuti model Jalan Salib, orang-orang beriman melakukan prosesi / perjalanan sambil merenungkan berbagai penampakan Yesus -dari Kebangkitan hingga Kenaikannya - di mana Ia menunjukkan kemuliaan-Nya kepada para murid yang menunggu kedatangan Roh Kudus (bdk. Yoh 14, 26; 16, 13-15; Lukas: 24, 49), memperkuat iman mereka, menyelesaikan pengajarannya tentang Kerajaan dan lebih dekat mendefinisikan struktur sakramental dan hierarki Gereja.

Melalui Jalan Cahaya, umat beriman mengenang peristiwa sentral iman - kebangkitan Kristus - dan pemuridan mereka berdasarkan Pembaptisan, sakramen kebangkitan yang dengannya umat beriman telah berpindah dari kegelapan dosa ke pancaran cahaya rahmat yang terang. (lih. Kolose 1, 13; Efesus 5, 8).

Selama berabad-abad Jalan Salib melibatkan umat beriman pada momen pertama peristiwa Paskah, yaitu Sengsara, dan membantu menetapkan aspek terpentingnya dalam kesadaran mereka. Secara analogi, Jalan Cahaya, saat dirayakan dengan setia menurut teks Injil, dapat menyampaikan dengan efektif pemahaman yang hidup pada umat beriman akan momen kedua peristiwa Paskah, yaitu Kebangkitan Tuhan.

Jalan Cahaya berpotensi menjadi pengajaran iman yang sangat baik, karena ungkapan "per crucem ad lucem (melalui salib menuju terang) ". Menggunakan metafora perjalanan, Jalan Cahaya bergerak dari pengalaman penderitaan, yang dalam rencana Tuhan adalah bagian dari hidup manusia, menuju harapan untuk sampai pada tujuan sejati manusia yaitu pembebasan, kegembiraan, dan kedamaian, yang pada hakekatnya adalah nilai-nilai Paskah.

Jalan Cahaya adalah stimulus potensial untuk pemulihan "budaya kehidupan" yang terbuka pada harapan dan kepastian yang ditawarkan oleh iman, dalam masyarakat yang sering makin terpengaruh oleh "budaya kematian", keputusasaan, dan nihilisme.

​

Berikut adalah beberapa rumusan doa jalan cahaya yang dapat didaraskan pada masa Paskah untuk arwah kaum beriman:

bottom of page